Beribadah Perlu Kesehatan dan Kekuatan

Di antara kesan yang tertinggal dari Ramadhan; melakukan ketaatan itu membutuhkan kekuatan dan kesehatan.

Sebagian mesjid di Mesir ini selama bulan Ramadhan menghidupkan malamnya dengan tarawih dan qiyamullail sepanjang malam. Tarawih delapan rakaat, imam membaca satu juz lebih dan qiyamullail atau shalat tahajjud delapan rakaat lagi, imam membaca dua juz Al Qur’an lagi. Terakhir ditutup dengan witir satu rakaat bersama do’a qunut.

Shalat tarawih dimulai pukul 21.00 sampai 22.30. Diselangi antara empat rakaat dengan ceramah atau pengajian. Setelah itu istirahat satu jam. Pukul 23.30 dilanjutkan lagi dengan shalat tahajjud sampai pukul 02.15. Dan ditutup dengan shalat witir beserta do’a qunut sampai 02.30. Karena musim panas, imsak sangat cepat. Subuh pukul 03.08.

Yang luar biasa itu ada mesjid yang diimami oleh satu orang mulai dari shalat Isya sampai shalat Subuh. Dan itu dilakukan dari awal sampai akhir Ramadhan. Selama 29 hari imam tidak pernah absen dan sakit. Padahal tidak tidur sepanjang malam dan membaca Al Qur’an dalam shalat lebih dari tiga juz. Suaranya tidak parau apalagi habis. Batuk-batuk sedikit hal biasa.

Yang luar biasa lagi, hafalan Al Qur’annya lancar bagaikan air mengalir. Mereka tidak butuh persiapan dan mengulang. Kapan dibutuhkan dengan spontan ayat yang diperlukan keluar dari hafalannya. 6236 ayat Al Qur’an lancar seperti kita hafal Al Fatihah.

Dari hal ini terbuktilah sabda Rasulullah: “Orang mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah”.

Kuat dari segi fisik dan kelimuan. Sebagaimana Al Qur’an menyebutkan “basthatan fil ‘ilmi wal jism” (ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa).

Semakin kuat fisik dan semakin dalam ilmu seseorang semakin luas kesempatan untuk beribadah, melakukan amal-amal yang akan mendekatkan diri kepada Allah.

اللهم متعنا بأسماعنا وأبصارنا وقوتنا أبدا ما أحييتنا…