Potensi Yang Berbeda

Shahabat yang mengelilingi Rasulullah beragam tipe kemampuan dan potensi dirinya. Di antaranya seperti Abu Dzarr sebagaimana yang beliau ceritakan sendiri tentang dirinya pada dua hadits berikut:

عن أبي ذر قال: قال لي رسول الله ﷺ: يا أبا ذر، إني أراك ضعيفاً، وإني أحب لك ما أحب لنفسي، لا تَأمَّرنّ على اثنين، ولا تَولَّينَّ مال يتيم رواه مسلم.

“Wahai Abu Dzarr, sesungguhnya aku melihatmu adalah orang yang lemah dan aku sangat senang memberikanmu apa yang aku senangi untuk diriku sendiri. Janganlah engkau menjadi pemimpin atas dua orang dan janganlah pula engkau mengurusi harta anak yatim.” (HR. Muslim no. 1826).

وفي رواية عن أبي ذر قال: قلت يا رسول الله، ألا تستعملني؟ فضرب بيده على منكبي ثم قال: يا أبا ذر إنك ضعيف، وإنها أمانة، وإنها يوم القيامة خزي وندامة إلا من أخذها بحقها، وأدى الذي عليه فيها رواه مسلم.

Dan pada Riwayat yang lain, Dari Abu Dzarr ia berkata, “ Aku pernah berkata: Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menugaskanku? Lalu beliau menepukkan tangannya ke pundakku, kemudian berkata: “Wahai Abu Dzarr, sesungguhnya engkau adalah orang yang lemah. Dan kekuasaan itu adalah amanah, dan kekuasaan tersebut pada hari kiamat menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mendapatkan kekuasaan tersebut dengan haknya dan melaksanakan kewajibannya pada kekuasaannya itu.” (HR. Muslim no. 1825).

Banyak shahabat lain yang tidak seperti Abu Dzarr. Mereka mampu memikul amanah kepemimpinan, seperti empat orang Khulafaurrasyidin, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Shahabat yang lain banyak yang mampu mengelola harta zakat seperti Muadz bin Jabal, Abu Darda’ ahli dalam membagi ghanimah, Zubair bin Awwam mampu mengelola harta waqaf, Abu Ubaidah al Jarrah spesialisasi dalam mengelola baitul mal, sehingga beliau digelari Rasulullah dengan “Aminu Hadzihil Ummah”.

Begitu juga dengan umat Rasulullah pada hari ini. Banyak yang amanah, jujur dan professional dalam mengelola harta umat. Tapi juga ada yang seperti Abu Dzarr al Ghifari yang tidak mampu untuk itu sekalipun beliau adalah seorang yang sangat zuhud dan wara’. Karena mengelola harta umat bukan kezuhudan dan kewara’an saja yang dibutuhkan, akan tetapi keprofesionalan juga.

Silahkan gali dan kenali potensi diri sendiri-sendiri. Jangan sampai kita sebenarnya tipe Abu Dzarr, tapi merasa punya kemampuan Zubair dan Abu Ubaidah. Itu yang membawa bencana dunia-akhirat.

About zulfiakmal

Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Al Qur'an Sumatra Barat pengampu mata kuliah Tafsir dan Ulumul Qur'an. Alumni Universitas Al Azhar Cairo jurusan Tafsir.
This entry was posted in Mawaqif Shahabat Rasul. Bookmark the permalink.

1 Response to Potensi Yang Berbeda

Leave a comment