Pelajaran Mengarang

Senyum akhir pekan:

Seorang murid selalu gagal dalam pelajaran mengarang. Ini bukanlah hal yang biasa bila seorang murid gagal dalam mata pelajaran yang mudah seperti mengarang.

Ketika guru yang mengajar ditanya oleh kawan-kawan sesama guru apa penyebab kegagalannya dalam mata pelajaran itu, beliau menjawab:

Kawan-kawan guru, ini betul-betul masalah serius. Murid ini tidak pernah konsen kepada satu permasalahan. Setiap kali diberi judul karangan selalu melenceng kepada cerita yang lain.

Para guru meminta untuk diberikan salah satu contoh bentuk karangan yang sudah ia tulis.

Guru mengarang: Sebagai contoh, ketika ia diminta menulis karangan bertemakan “Musim Semi”…

Musim semi adalah musim yang paling indah di setiap tahun. Padang rumput akan bersemi hijau. Hal itu akan memberikan kesempatan bagi unta untuk makan sampai kenyang.

Sementara, unta adalah hewan yang lugu. Dia sabar menahan lapar dan haus selama berhari-hari. Dia sanggup berjalan di atas pasir dengan mudah dan gampang.

Orang-orang Badui memelihara unta. Dia bagaikan kapal di padang sahara. Dia mampu membawa barang-barang mereka dan membantu mereka berjalan dari satu daerah ke daerah lain.

Unta adalah hewan yang jinak…..dan begitulah seterusnya.

Murid itu akan terus bercerita tentang unta, dan ia lupa judul utama karangannya.

Lalu para guru menanggapi: Boleh jadi judul tentang “Musim Semi” sangat dekat hubungannya dengan pengembala. Barangkali itu yang membuat murid ini keluar dari judul utamanya.

Guru mengarang: Bukan itu saja yang kita jadikan contoh dari bentuk karangan yang ia tulis.

Ada lagi karangan yang lain sebagai contoh. Tulislah karangan yang bertemakan: “Kemajuan Industri dan Teknologi di Jepang”.

Dia menulis begini:

Jepang sangat terkenal sebagai negara industri yang menghasilkan berbagaimacam barang. Di antaranya mobil.

Akan tetapi orang-orang Badui menggunakan unta untuk sarana transportasi.

Orang-orang Badui memelihara unta. Dia bagaikan kapal di padang sahara. Dia mampu membawa barang-barang mereka dan membantu mereka berjalan dari satu daerah ke daerah lain.

Unta adalah hewan yang jinak…..dan seterusnya.

Para guru bertanya lagi, apakah ada judul lain?

Guru mengarang: Setiap judul dimulai dengan satu baris dan akan berakhir dengan berlembar-lembar semuanya tentang unta.

Sebagai contoh, judul ini jauh sekali dari perkara unta: Tulislah sebuah karangan mengenai komputer dan kegunaannya.

Komputer adalah alat yang sangat bermanfaat. Banyak kita temukan di perkotaan, tapi tidak ada di perkampungan Badui. Karena orang Badui cuma punya unta.

Sedangkan, unta adalah hewan yang lugu. Dia sabar menahan lapar dan haus selama berhari-hari. Dia sanggup berjalan di atas pasir dengan mudah dan gampang.

Orang-orang Badui memelihara unta. Dia bagaikan kapal di padang sahara. Dia mampu membawa barang-barang mereka dan membantu mereka berjalan dari satu daerah ke daerah lain.

Unta adalah hewan yang jinak…..dan seterusnya.

Karena tidak puas terhadap perlakuan guru mengarang, sang murid mengajukan pengaduan langsung kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Surat pengaduan itu berbunyi:

Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mulia

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Aku ingin melaporkan ketidakadilan yang dilakukan oleh guru mengarang terhadap diriku. Karena aku tidak mampu lagi bersabar terhadap dirinya. Padahal selama ini aku sudah bersabar bagaikan sabarnya unta.

Dan unta adalah hewan yang lugu. Dia sabar menahan lapar dan haus selama berhari-hari. Dia sanggup berjalan di atas pasir dengan mudah dan gampang.

Orang-orang Badui memelihara unta. Dia bagaikan kapal di padang sahara. Dia mampu membawa barang-barang mereka dan membantu mereka berjalan dari satu daerah ke daerah lain. Unta adalah hewan yang jinak.

Sebagaimana yang bapak ketahui bahwa unta mendapatkan energi dari punuknya, yang tersimpan di dalamnya lemak yang banyak.

Adapun mata unta mempunyai semacam selaput yang berfungsi seperti kacamata bagi manusia. Selaput itu mampu menghalangi debu dan pasir sahara masuk ke dalam mata…..

About zulfiakmal

Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Al Qur'an Sumatra Barat pengampu mata kuliah Tafsir dan Ulumul Qur'an. Alumni Universitas Al Azhar Cairo jurusan Tafsir.
This entry was posted in Tarfihi. Bookmark the permalink.

1 Response to Pelajaran Mengarang

Leave a comment