Syamatah

Terjadinya musibah kapanpun adalah hal biasa. Apalagi dalam situasi yang sangat memungkinkan musibah itu untuk terjadi.

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (Al Hadid: 22)

Cuma yang kita khawatirkan adalah “syamatatil a’da'” (ejekan musuh). Dengan terjadinya musibah itu terbuka peluang bagi musuh-musuh agama Allah ini untuk mengejek atau mencemooh umat Islam. Mengadu domba sesama kita.

Karenanya jangan sampai kita menjadi salah seorang yang ikutan dengan perangai musuh. Juga, jangan sampai panah musuh berhasil mengadu domba sesama kita. Lebih baik tutup mulut dan berdo’a kebaikan bagi seluruh korban yang meninggal karena musibah, serta keluarga yang ditinggal diberi kesabaran dalam menghadapi ujian.

Bagi orang yang pernah menunaikan ibadah haji, apa lagi haji “ngoboy” (tanpa ikatan dengan aturan maktab), akan mudah memahami apa yang terjadi di Mina kemaren.

Memakai akal, paham keadaan dan tahu situasi perlu untuk membaca berita yang bertebaran. Supaya kita tidak mudah hanyut dengan berita adu domba, penebaran kebencian dan penyemaian sakit hati sesama muslim.

Semoga korban yang meninggal diterima Allah haji mereka, dan keluarga yang ditinggal diberi kesabaran.

Ya Allah, selamatkan umat ini dari ketajaman lidah para munafikin yang selalu menginginkan kehancuran bagi umat Rasul-Mu ini dengan cara mengadu domba sesama mereka.

About zulfiakmal

Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Al Qur'an Sumatra Barat pengampu mata kuliah Tafsir dan Ulumul Qur'an. Alumni Universitas Al Azhar Cairo jurusan Tafsir.
This entry was posted in Qadhaya. Bookmark the permalink.

1 Response to Syamatah

Leave a comment